Kajian Jurnal Penelitian


cropped-logo-unnes-300x300.png

HASIL ANALISIS KAJIAN JURNAL
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Dasar
Dosen Pengampu : Farid Ahmadi, S. Kom., M. Kom., Ph.d.
Dr. Deasylina Da Ary, S.Pd., M.sn





OLEH:
Yuanita Dewi Chrisnamurthy (0103518138)
(Rombel 3)







PENDIDIKAN DASAR
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

Nama : Yuanita Dewi Chrisnamurthy
NIM : 0103518138
Program Studi : Pendidikan Dasar
Tugas : Kajian Jurnal

Judul Paper
IMPLEMENTASI K-13 TERHADAP PENGEMBANGAN EQ PADA SISWA KELAS IV SDN 7 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2017/2018

a. Pertanyaan penelitian
1) Bagaimana implementasi Kurikulum 2013 terhadap pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari?

2) Bagaimana tingkat keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 terhadap pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari?
3) Apa saja faktor keberhasilan Kurikulum 2013 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari?
b. Penelitian sebelumnya :
Suherman, A. 2014. Implementasi Kurikulum Baru Tahun 2013. Jawa Barat: Jurnal Edukasi Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal, 71-76)
Andriani, A. 2014. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) dalam Peningkatan Prestasi Belajar. Jawa Tengah: Jurnal Edukasi no 01 volume 02

c. Pendahuluan
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 memaparkan bahwa fungsi pendidikan di Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada intinya, pendidikan penting sebagai sarana untuk meningkatkan peserta didik secara intelektual, spiritual, dan emosional.
Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dari segi intelektual, spiritual, dan emosional, pemerintah menyelenggarakan pendidikan berbasis K-13 pada berbagai jenjang pendidikan formal. Pendidikandalam K-13 diharapkan mampu menyeimbangkan komponen IQ,EQ,dan SQ secara komprehensif. Untuk memaksimalkan semua komponen, perlu diupayakan pembelajaran yang tidak hanya menekankan intelektual (IQ) melainkan juga Spiritual Quotient (SQ) danEmotional Quotient (EQ).
EQ sangat dibutuhkan bangsa ini untuk melahirkan generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan (IQ) akan tetapi juga memiliki motivasi diri dan sikap luhur sesuai karakter bangsa Indonesia itu sendiri.Aspek EQ penting karena diharapkan pendidikan dapat menghasilkan generasi yang cerdas secara rasional maupun emosional serta kecerdasannya bermanfaat bagi orang lain dengan kepekaan sosialnya yang tinggi.
Pada saat ini pemerintah telah menetapkan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar salah satu di SDN 7 Kutosari. Kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi, dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mendapatkan informasi mengenai pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata (Sariono( 2013). Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyempurnaan KTSP yang dilaksanakan pada satuan pendidikan yang berdasarkan kompettensi inti dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Nasional Pendidikan (Suherman;2014).
Pembelajaran di dalam kurikulum dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa secara intelektual, spiritual, dan emosional. Penelitian ini difokuskan pada implementasi K-13 terhadap pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari tahun ajaran 2017/2018.

Tujuan Penelitian           (1) Menganalisis keberhasilan implementasi K-13 terhadap pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari
(2) Mendeskripsikan pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari
(3) Mengidentifikasikan faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari
Landasan Teori                         Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur desakan hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Andriani, 2014). Kecerdasan emosi atau emotional intelegency(EI) adalah suatu susunan kecakapan non kognitif, kompetensi, dan ketrampilan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (Reuven dalam(Rustiana;2013). EQ merupakan serangkaian kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi, empati, kecakapan sosial, kerja sama, dan penyesuian diri dengan lingkungan (Misbach; 2008). Kecerdasan EQ ini harus ditanamkan melalui pembiasaan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga siswa mampu bersikap positif, seperti menghargai teman, berempati, saling menolong, dan bekerja sama dengan baik.
Kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi, dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk endapatkan informasi mengenai pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata (Sariono( 2013). Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyempurnaan KTSP yang dilaksanakan pada satuan pendidikan yang berdasarkan kompettensi inti dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Nasional Pendidikan (Suherman;2014).
d. Metodologi                            Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N 7 Kutosari. Sumber data berupa guru kelas (Ani Purwaningsih), siswa, dan kepala sekolah (Siti Djohariyah). Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif terhadap 33 siswa kelas IV SD N 7 Kutosari, dan wawancara mendalam. Kredibilitas data dalam penelitian ini dengan cara triangulasi teknik dan sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian.


Design                           Triangulasi teknik dan sumber
Karakteristik Responden           Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N 7 Kutosari. Sumber data berupa guru kelas (Ani Purwaningsih), siswa, dan kepala sekolah (Siti Djohariyah).


Variabel Utama               Implementasi Kurikulum 2013

Alat Ukur                      Dengan observasi partisipatif terhadap 33 siswa kelas IV SD N 7 Kutosari, dan wawancara mendalam

Prosedur Penelitian                   Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian.

e. Hasil 
1. Pengembangan EQ dalam K13 berhasil dilakukan pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari.

2. Sikap kejujuran dan kemandirian sudah tertanam pada peserta didik. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal evaluasi, siswa bekerja secara mandiri.













3. Pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ dapat dilakukan secara komprehensif melalui internalisasi nilai pendidikan karakter melalui pemberian nasehat dan ketauladanan, pesan moral, pemberian fasilitas belajar, peringatan, dan pembiasaan.


4. Faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ yaitu pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat, teman bermain, pola asuh orang tua, dan kepribadian siswa. Adanya pemantauan dari wali siswa, guru, dan masyarakat. Pemantauan dari pihak sekolah sendiri dilakukan melalui penilaian sikap, keterampilan, dan hasil evaluasi yang dilakukan setiap hari oleh guru. Pemantauan sikap siswa dilakukan secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan sikap siswa dari waktu ke waktu. Guru juga melatih pola berpikir siswa untuk memecahkan masalah melalui diskusi kelompok yang dilakukan setiap hari, di antaranya melatih keterampilan berbicara siswa saat diskusi, presentasi, dan sesi tanya jawab setelah presentasi.

e. Pembahasan                       Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN 7 Kutosari dikatakan berhasil sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Goleman, yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur desakan hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Goleman dalam (Andriani;2014).
Kriteria di atas dapat terlihat berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan di SDN 7 Kutosari, yakni perilaku siswa yang sopan dan santun baik dalam berbicara maupun dalam bersikap. Pengembangan sikap kerja sama sudah berhasil dilakukan selama pembelajaran berlangsung.
Komunikasi yang terjalin baik antara guru dengan siswa membuat peserta didik antusias dalam pembelajaran, menghormati guru, dan menuruti aturan guru. Selain komunikasi, pembiasaan sikap disiplin yang tinggi dilakukan melalui nasihat, peringatan, dan teguran baik di dalam pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Saat pembelajaran, guru memperhatikan setiap sikap siswa yang kurang disiplin misalnya mengganggu teman ketika pembelajaran. Sedangkan teguran atau nasihat di luar kegiatan pembelajaran dilakukan saat siswa membuang sampah sembarangan, makan sambil berdiri, maupun mengejek teman lainnya.
Lingkungan sekolah memiliki andil yang besar dalam mengembangkan kecerdasan EQ, karena lingkungannya yang kondusif bagi perkembangan sosial.Dengan adanya pemantauan tersebut, guru dapat memberikan suatu tindak lanjut bagi orang tua siswa di rumah untuk memberi pengarahan sikap yang baik. Misalnya, siswa belajar mengatur waktu dan melatih kedisiplinan dirinya melalui dorongan orang tua. Dalam pembentukan sikap peserta didik ini kritik dan saran dari masyarakat juga dilibatkan.
Karakter emotional siswa juga terbentuk ketikabergaul dengan temannya baik di sekolah maupun di rumah. Faktor ini dapat mengakibatkan perubahan sikap positif mapun negatif. Sikap positif dapat terbentuk ketika adanya pengawasan maupun mengontrolan dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan sikap negative dapat terbentuk ketika siswa belum dapat mengontrol dirinya sendiri.

f. Kekurangan Paper              Dalam penelitian ini dijelaskan faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ yaitu pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat, teman bermain, pola asuh orang tua, iklim sekolah, dan kepribadian siswa. Selain itu, adanya pemantauan dari wali siswa, guru, dan pihak sekolah yang dilakukan secara berkelanjutan baik dari pemantauan selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Namun yang saya pahami dalam penelitian ini masih belum dijelaskan secara detail apakah penelitian juga dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat siswa dan teknik pengumpulan data yang dilakukan apakah hanya observasi dan wawancara di lingkungan sekolah saja yaitu Sumber data berupa guru kelas (Ani Purwaningsih), siswa, dan kepala sekolah (Siti Djohariyah). Menurut saya penelitian ini belum sampai dilakukan pada lingkungan keluarga atau masyarakat siswa yaitu bisa dengan melakukan observasi dan wawancara dengan orang tua, kerabat, teman bermain siswa, dan tetangga lingkungan sekitar tempat tinggal siswa.

g. Keunggulan Paper              Dengan adanya penelitian tentang Pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ membantu guru bisa lebih tau bagaimana mengetahui tingkat keberhasilan implementasi K-13 terhadap perkembangan EQ siswa dengan melakukan pemantauan perkembangan emosional dan sosial siswa dan bagaimana memberikan tindak lanjut bagi orang tua siswa di rumah untuk memberi pengarahan sikap yang baik. Guru menjadi lebih tau dan tidak hanya menekankan pada hasil belajar saja dan mengesampingkan proses di dalam pembelajaran melainkan juga memperhatikan pada proses pembelajaran yaitu menekankan pada siswa aktif dan pemberian perhatian sikap siswa secara intensif.


h. Saran                                    Pada penelitian Pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ memang sebaiknya dapat dilakukan secara komprehensif melalui internalisasi nilai pendidikan karakter melalui pemberian nasehat, ketauladanan, pesan moral, pemberian fasilitas belajar, peringatan, dan pembiasaan, komunikasi yang terjalin baik antara guru dengan siswa, serta pembiasaan sikap disiplin. Kemudian agar pelaksanaan K13 berhasil dalam pengembangan EQ juga harus memperhatikan beberapa faktor misalnya pemantauan di lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat. Karena lingkungan sekolah memiliki andil yang besar dalam mengembangkan kecerdasan EQ, maka diperlukan lingkungannya yang kondusif bagi perkembangan sosial. Dengan adanya penelitian ini harapannya adalah dalam proses pembelajaran guru tidak lagi hanya menekankan pada hasil belajar saja dan mengesampingkan proses di dalam pembelajaran melainkan juga memperhatikan pada proses pembelajaran yaitu menekankan pada siswa aktif dan pemberian perhatian sikap siswa secara intensif.
 


Daftar Pustaka :

Suherman, A. 2014. Implementasi Kurikulum Baru Tahun 2013. Jawa Barat: Jurnal edukasi Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal. 71-76)

Rustiana, ER. 2013. Upaya Peningkatan Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Jasmani Harmoni. Semarang: Jurnal edukasi no 1 th XXXII

Andriani, A.2014. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) dalam Peningkatan Prestasi Belajar. Jawa Tengah: Jurnal edukasi no 01 volume 02

Sariono. 2013. Kurikulum 2013; Kurikulum Generasi Emas. Surabaya: Jurnal edukasi volume 3

Misbach. 2008. Antara IQ, EQ, dan SQ. Jawa Barat: Artikel seminar UPI.




LAMPIRAN

JURNAL YANG DIKAJI/ DIANALISIS

INOVASI PENDIDIKAN

Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

IMPLEMENTASI K-13 TERHADAP PENGEMBANGAN EQ PADA SISWA KELAS IV SDN 7 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2017/2018

Yuni Latifa, Resti Nur Azilah, Trianah Agustin, Rizki Amalia

Universitas Sebelas Maret


Abstrak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk (1) Menganalisis keberhasilan implementasi K-13 terhadap pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari (2) Mendeskripsikan pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari (3) Mengidentifikasikan faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N 7 Kutosari. Sumber data berupa guru, siswa, dan kepala sekolah. Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Kredibilitas data dalam penelitian ini dengan cara triangulasi teknik dan sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif. Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian. Hasil penelitian mencakup empat hal penting yaitu (1) pengembangan EQ dalam K13 berhasil dilakukan pada siswa kelas IV SD N 7 kutosari (2) pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ dapat dilakukan secara komprehensif melalui internalisasi nilai pendidikan karakter melalui pemberian nasehat dan ketauladanan, pesan moral, pemberian fasilitas belajar, peringatan, dan pembiasaan.(3) Faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ yaitu pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat, teman bermain, pola asuh orang tua, dan kepribadian siswa.Simpulan penelitian ini yaitu tiga hal penting tentang keberhasilan K13 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari, gambaran pengimplementasian K-13, dan faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam mengembangkan EQ.

Kata Kunci: K-13 dan EQ


PENDAHULUAN

Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 memaparkan bahwa fungsi pendidikan di Indonesia adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada intinya, pendidikan penting sebagai sarana untuk meningkatkan peserta didik secara intelektual, spiritual, dan emosional.

Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dari segi intelektual, spiritual, dan emosional, pemerintah menyelenggarakan pendidikan berbasis K-13 pada berbagai jenjang pendidikan formal. Pendidikandalam K-13 diharapkan mampu menyeimbangkan

102

INOVASI PENDIDIKAN

Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

komponen IQ,EQ,dan SQ secara komprehensif. Untuk memaksimalkan semua komponen, perlu diupayakan pembelajaran yang tidak hanya menekankan intelektual (IQ) melainkan juga Spiritual Quotient (SQ) danEmotional Quotient (EQ).

Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur desakan hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Andriani, 2014). Kecerdasan emosi atau emotional intelegency(EI) adalah suatu susunan kecakapan non kognitif, kompetensi, dan ketrampilan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan (Reuven dalam(Rustiana;2013). EQ merupakan serangkaian kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, serta mengendalikan diri, semangat, motivasi, empati, kecakapan sosial, kerja sama, dan penyesuian diri dengan lingkungan (Misbach; 2008). Kecerdasan EQ ini harus ditanamkan melalui pembiasaan secara terus menerus dan berkelanjutan sehingga siswa mampu bersikap positif, seperti menghargai teman, berempati, saling menolong, dan bekerja sama dengan baik.

Namun, pada kenyataannya pembelajaran yang berlangsung masih menekankan pada hasil dan mengesampingkan proses di dalam pembelajaran. Padahal, pembentukan emotional quotitient bukan sesuatu yang instan dengan nasihat secara represif melainkan sesuatu yang harus ditanamkan secara preventif melalui proses pembelajaran yang menekankan pada siswa aktif dan pemberian perhatian sikap siswa secara intensif..

EQ sangat dibutuhkan bangsa ini untuk melahirkan generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan (IQ) akan tetapi juga memiliki motivasi diri dan sikap luhur sesuai karakter bangsa Indonesia itu sendiri.Aspek EQ penting karena diharapkan pendidikan dapat menghasilkan generasi yang cerdas secara rasional maupun emosional serta kecerdasannya bermanfaat bagi orang lain dengan kepekaan sosialnya yang tinggi.

Pada saat ini pemerintah telah menetapkan pembelajaran dengan Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar salah satu di SDN 7 Kutosari. Kurikulum merupakan sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi, dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk endapatkan informasi mengenai pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata (Sariono( 2013). Kurikulum 2013 adalah kurikulum penyempurnaan KTSP yang dilaksanakan pada satuan pendidikan yang berdasarkan kompettensi inti dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Nasional Pendidikan (Suherman;2014).

Pembelajaran di dalam kurikulum dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa secara intelektual, spiritual, dan emosional. Penelitian ini difokuskan pada implementasi K-13 terhadap pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari tahun ajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD N 7 Kutosari. Sumber data berupa guru kelas (Ani Purwaningsih), siswa, dan kepala sekolah (Siti Djohariyah). Teknik pengumpulan data dengan observasi partisipatif terhadap 33 siswa kelas IV SD N 7 Kutosari, dan wawancara mendalam. Kredibilitas data dalam penelitian ini dengan cara triangulasi teknik dan sumber. Analisis data menggunakan


103

INOVASI PENDIDIKAN

Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

teknik analisis data kualitatif. Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mencakup empat hal penting yaitu

Pengembangan EQ dalam K13 berhasil dilakukan pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN 7 Kutosari dikatakan berhasil sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Goleman, yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur desakan hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Goleman dalam (Andriani;2014).

Kriteria di atas dapat terlihat berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan di SDN 7 Kutosari, yakni perilaku siswa yang sopan dan santun baik dalam berbicara maupun dalam bersikap. Pengembangan sikap kerja sama sudah berhasil dilakukan selama pembelajaran berlangsung.

Sikap kejujuran dan kemandirian sudah tertanam pada peserta didik. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal evaluasi, siswa bekerja secara mandiri.

1.     Pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ dapat dilakukan secara komprehensif melalui internalisasi nilai pendidikan karakter melalui pemberian nasehat dan ketauladanan, pesan moral, pemberian fasilitas belajar, peringatan, dan pembiasaan.

Komunikasi yang terjalin baik antara guru dengan siswa membuat peserta didik antusias dalam pembelajaran, menghormati guru, dan menuruti aturan guru. Selain komunikasi, pembiasaan sikap disiplin yang tinggi dilakukan melalui nasihat, peringatan, dan teguran baik di dalam pembelajaran maupun di luar kegiatan pembelajaran. Saat pembelajaran, guru memperhatikan setiap sikap siswa yang kurang disiplin misalnya mengganggu teman ketika pembelajaran. Sedangkan teguran atau nasihat di luar kegiatan pembelajaran dilakukan saat siswa membuang sampah sembarangan, makan sambil berdiri, maupun mengejek teman lainnya.

2.     Faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ yaitu pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat, teman bermain, pola asuh orang tua, dan kepribadian siswa. Adanya pemantauan dari wali siswa, guru, dan masyarakat. Pemantauan dari pihak sekolah sendiri dilakukan melalui penilaian sikap, keterampilan, dan hasil evaluasi yang dilakukan setiap hari oleh guru. Pemantauan sikap siswa dilakukan secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan sikap siswa dari waktu ke waktu. Guru juga melatih pola berpikir siswa untuk memecahkan masalah melalui diskusi kelompok yang dilakukan setiap hari, di antaranya melatih keterampilan berbicara siswa saat diskusi, presentasi, dan sesi tanya jawab setelah presentasi.

Lingkungan sekolah memiliki andil yang besar dalam mengembangkan kecerdasan EQ, karena lingkungannya yang kondusif bagi perkembangan sosial.Dengan adanya pemantauan tersebut, guru dapat memberikan suatu tindak lanjut bagi orang tua siswa di rumah untuk memberi pengarahan sikap yang baik. Misalnya, siswa belajar mengatur waktu dan melatih kedisiplinan dirinya melalui dorongan orang tua. Dalam pembentukan sikap peserta didik ini kritik dan saran dari masyarakat juga dilibatkan.

104

INOVASI PENDIDIKAN

Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

Karakter emotional siswa juga terbentuk ketikabergaul dengan temannya baik di sekolah maupun di rumah. Faktor ini dapat mengakibatkan perubahan sikap positif mapun negatif. Sikap positif dapat terbentuk ketika adanya pengawasan maupun mengontrolan dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan sikap negative dapat terbentuk ketika siswa belum dapat mengontrol dirinya sendiri.

KESIMPULAN

Penelitian tentang penerapan K-13 terhadap pengembangan EQ penting guna mengetahui keberhasilan pembelajaran K-13 dalam mengembangkan EQ. Karena pada dasarnya pendidikan dan kurikulum yang dirancang pemerintah diharapkan mampu menyeimbangkan komponen IQ, EQ, dan SQ secara komprehensif serta mampu memaksimalkan semua komponen, pembelajaran yang tidak hanya menekankan intelektual (IQ) melainkan juga Spiritual Quotient (SQ) dan Emotional Quotient (EQ). Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur desakan hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama (Andriani, 2014). Berikut ini beberapa simpulan penting antara lain:

1.     Keberhasilan K13 dalam pengembangan EQ pada siswa kelas IV SD N 7 Kutosari.

Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SDN 7 Kutosari dikatakan berhasil. Hal tersebut sesuai dengan kriteria yaitu kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur desakan hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilaksanakan di SDN 7 Kutosari terdapat peningkatan perilaku siswa yang sopan dan santun baik dalam berbicara maupun dalam bersikap, pengembangan sikap kerja sama, kejujuran dan kemandirian sudah tertanam pada peserta didik.

2.     Gambaran pengimplementasian K-13

Pelaksanaan K-13 dalam pengembangan EQ dapat dilakukan secara komprehensif melalui internalisasi nilai pendidikan karakter melalui pemberian nasehat, ketauladanan, pesan moral, pemberian fasilitas belajar, peringatan, dan pembiasaan, komunikasi yang terjalin baik antara guru dengan siswa, serta pembiasaan sikap disiplin.

3.     Faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam mengembangkan EQ.

Faktor-faktor keberhasilan K-13 dalam pengembangan EQ yaitu pendidikan di lingkungan keluarga dan masyarakat, teman bermain, pola asuh orang tua, iklim sekolah, dan kepribadian siswa. Selain itu, adanya pemantauan dari wali siswa, guru, dan pihak sekolah yang dilakukan secara berkelanjutan baik dari pemantauan selama pembelajaran maupun di luar pembelajaran guna mengetahui perkembangan sikap siswa dari waktu ke waktu. Lingkungan sekolah memiliki andil yang besar dalam mengembangkan kecerdasan EQ, karena lingkungannya yang kondusif bagi perkembangan sosial. Dengan adanya pemantauan tersebut, guru dapat memberikan suatu tindak lanjut bagi orang tua siswa di rumah untuk memberi pengarahan sikap yang baik. Misalnya, siswa belajar mengatur waktu dan melatih kedisiplinan dirinya melalui dorongan orang tua.


105

INOVASI PENDIDIKAN

Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik
dalam Menghadapi Abad 21

DAFTAR PUSTAKA

Suherman, A. 2014. Implementasi Kurikulum Baru Tahun 2013. Jawa Barat: Jurnal edukasi Volume 1 Nomor 1 April 2014, (hal. 71-76)

Rustiana, ER. 2013. Upaya Peningkatan Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah Dasar melalui Pendidikan Jasmani Harmoni. Semarang: Jurnal edukasi no 1 th XXXII

Andriani, A.2014. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) dalam Peningkatan Prestasi Belajar. Jawa Tengah: Jurnal edukasi no 01 volume 02

Sariono. 2013. Kurikulum 2013; Kurikulum Generasi Emas. Surabaya: Jurnal edukasi volume 3

Misbach. 2008. Antara IQ, EQ, dan SQ. Jawa Barat: Artikel seminar UPI.


















































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Literatur Etika Berinternet